This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 29 April 2018

Sinta Langsung Mencumbuku Dan Tangan Kanannya Memegang Batangku, Dan Mengarahkan Ke Memeknya Sambil Berdiri.

Sinta Langsung Mencumbuku Dan Tangan Kanannya Memegang Batangku, Dan Mengarahkan Ke Memeknya Sambil Berdiri.


Waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama.

Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Anggi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Sinta. Si Anggi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Sinta paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.


Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Anggi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah.

“Anggi! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar. Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Anggi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Rio, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja.

Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

“Anggi..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
Anggi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
“Anggi.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
“Eh.. iya, Rio kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Anggi.

“Eeh… kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
“Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
“Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
“Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.

Anggi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
“Anggi, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
“Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.

“Kalau ML?” tanyaku lagi.
“Belom,” katanya, “Tapi… kalo sendiri sich sering.”

Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia. Bagaimana caranya si “Rio Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.
Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.

“Anggi, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
“Iya nic Rio, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
“Eh… ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
“Kasihanilah si RIo kecil,” kataku.
“Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
“Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.

Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya.

Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya.

“Rio, kamu tiduran dech, kita pake ’69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Rio… Ach… percepat Rio, aku mau keluar nich! ach… ach… aachh… Rio… aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dan kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“Anggi, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
“Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
“Anggi, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.

Kelihatannya Anggi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Anggi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.

“Jangan Rio… entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
“Kamu udah mens belom?” tanyaku.
“Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,

“Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
“Ach… ach… ahhh…! sakit Rio, a.. ach… ahhh, pelan-pelan, aaa… aaach… aachhh…!” katanya berteriak nikmat.
“Tenang aja cuma sebentar kok, Anggi mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.

Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

“Ach… a… aaa ach…” teriaknya.
“Sakit lagi Rio… a.. aa… ach…”
“Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
“Rio,. ach pengen… ach.. a… keluar lagi Rio…” katanya.

“Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
“Cepetan Rio, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
“A… ach… aaachhh…! yach kan keluar.”
“Aku juga Say…” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
“Anggi kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
“Iya Rio, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
“Rio ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.”
“Siapa sih yang bisa nolak ‘Rio Junior’,” katanya mesra.

Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Anggi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Anggi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Anggi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

Kali ini kelihatannya Anggi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

“Anggi ! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Anggi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
“kamu mulai nakal Rio, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.

“Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
“kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
“Aku emut yach.”

Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
“Anggi jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Rio Junior’ dong!”
“Aku udah kepengen berat Rio!” katanya lagi.
“Mending seperti biasa, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.

Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payuidaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.

“Aach… achhh…” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
“Rio! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achhh.. ahh..”
“kamu juga makin pinter ngulum ‘Rio’ kecil,” kataku lagi.
“Rio, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“Cukup sekali aja nembaknya, taaapi… sa.. ma.. ss.. sa… ma… maaa ac… ach…” katanya sambil menikmati jilatanku.
“Tapi Rio aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a… aaahh…” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.
“Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
“Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.

“Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
“Siap-siap yach!”
“Ayo dech,” katanya.
“Ach… a… ahhh…” desahnya ketika kumasukkan penisku.
“Pelan-pelan dong!”

“Inikan udah pelan Anggi ,” kataku sambil mulai bergoyang.
“Anggi , kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
“Bentar lagi Rio,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

“Sambil bercumbu dong Rio!”
Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.

“Anggi kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
“Rio pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
“Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
“Ach.. be.. ner.. kok Rio, a.. aaa… ach.. achhh,” katanya terputus-putus.

“Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
“Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh… aaa… ahhh… aku percepat yach Rio,” katanya.
Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
“Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
“Achh… ach… bentar lagi nih.”

“Tahan Rio!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
“Aku juga Rio, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan….

“Achh… a… achh… achhh… ahhh…” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
“Aku juga Rio…” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
“Ach… ah… aaa.. ach…” desahnya.
“Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.

Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Anggi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Sinta, dan anehnya siang-siang begini Mbak Sinta di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

“Siang Rio! baru pulang? Anggi mana?” tanyanya.
“Anggi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
“Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
“Rio, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”

Wah gawat sepertinya Mbak Sinta dengar desahannya Anggi tadi malam.
“Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
“Rio!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
“Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.

“Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
“Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
“Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”
“Loh inikan…?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.

“Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Anggi.”
Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
“Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet pCintyadaranya yang super besar.

“Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
“Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
“Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mu Nov dan sekal.
Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.

“Aku udah enggak tahan Rio,” katanya.
Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
“Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
“Ach… kamu nakal Rio! pantes si Anggi mau,” katanya mesra.

“Rio…! Mbak…! lagi dimana kalian?” terdengar suara Anggi memanggil dari luar.
“Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
“Masuk aja Anggi, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Sinta.
“Mbak! Entar kalau Anggi tau gimana?” tanyaku.
“Rio jangan panggil Mbak, panggil aja Sinta,” katanya dan ketika itu aku melihat Anggi di pintu kamar sedang membuka baju.

“Sin, aku ikut yach!” pinta Anggi sambil memainkan vaginanya.
“Rio kamu kuat nggak?” tanya Sinta.
“Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Anggi udah terangsang,” kataku.
“Anggi cepet sinih emut ‘Rio Junior’,” ajakku.

Tanpa menolak Anggi langsung datang mengemut penisku.
“Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Sinta.
“Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.

Sinta meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Anggi yang sedang mengemut penisku.
“Anggi , aku maenin vaginamu,” katanya.
Tanpa menunggu jawaban dari Anggi ia langsung bermain di vaginanya.

Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Sinta menegangkan pahanya, dan… “Ach… a… aaach… aku keluar…” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

“Sekarang ganti Anggi yach,” kataku.
Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
“Ach… aach…” desah Anggi.
“Kamu curang, Anggi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.

“Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Anggi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
“Yang cepet dong goyangnya!” keluh Anggi.
Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
“Kak, ach… entar lagi gant… a… ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach… aaa… a… ach….!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

“Ayo Rio tunggu apa lagi!” kata Sinta sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
“Aku udah terangsang lagi.”
Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
“Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
“Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”

“Kayaknya aku nggak lama lagi dech,” kataku.
“Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
“Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
“Ach… a… aach… di.. dalem… aja…” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
“Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja… aah… ach… bentar lagi…”

“Aku… keluar… ach… achhh… ahhh…” desahku sambil menembakkan spermaku.
“Ach… aach… aku… ach.. juga…” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.
Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.

“Rio aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
“Aku juga ach,” kataku.
“Rio, Anggi, lain kali lagi yach,” pinta Sinta.
“Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Rio!” kata Anggi.
“Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
“Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Sinta mulai memegang penisku.

Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Sinta atau hanya Anggi.

Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.




ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia


ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Rabu, 18 April 2018

Setelah Puas Menjilati Kemudian Devita Mulai Memasukkan Batangku ke Dalam Mulutnya.

Setelah Puas Menjilati Kemudian Devita Mulai Memasukkan Batangku ke Dalam Mulutnya.


Perkenalkan namaku Andre kejadian ini terjadi kira kira 1 tahun yang lalu dimana tunangan temanku aku entot sampe puas, sebut saja Devita dia adalah tunangan dari teman aku Edi, tepatnya hari sabtu malam dimana adeknya Edi yang namanya Deni sedang maen ketempatku untuk pinjam motor buat menjemput temannya di stasiun, tetapi adeknya Edi itu saat maen kerumahku tunangannya Edi diajak katanya di rumah sepi gak ada siapa siapa.


Mana aku boleh tolak tawaran itu, Devita menunggu di rumahku sedangkan adeknya Edi meluncur ke stasiun kereta, sebelumnya aku belum kenal sama Devita, aku melihat wajahnya sungguh cantik dan menawan, jantungku berdebar debar saat aku berjabat tangan dengannya, bibir yang tipis dan menggoda itu membuat anuku tegang, payudaranya juga besar pokoknya. Top markotop deh.

Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar.

“Heh..! Kok malah bengong Ndree..!” kata Deni sambil menepuk pundakku.
“Eh.. oh.. kenapa Den..?” kaget juga aku.

“Ndree, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Dev.., kalo si andre macem-macem, teriak aja..!” ucap Deni sambil langsung pergi.

Devita hanya tersenyum saja.

“Sialan lu Den..!” gerutuku dalam hati.

Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya.

“Mo minum apa Dev..?” kataku melepas rasa maluku.
“Apa aja deh Ndree. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum.

“Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas.

Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana.

“Udah deh Dev.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok bijaksana.

“Kalo sekali sih nggak apa Ndree, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Devita dengan nada kesal.

“Heh.., jangan nuduh dulu Dev, siapa tau dugaan Kamu salah, ” kataku.
“Tau ah.., jadi bingung Aku Ndree, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Devita.

“Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos. Devita tersenyum mendengar ucapanku.
“Kamu udah punya pacar Ndree..?” tanya Devita.
“Eh, belom.. nggak laku Dev.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong.
“Ah bohong Kamu Ndree..!” ucap Devita sambil mencubit lenganku.

Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Devita melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.

“Ada apa Dev..? Minumannya sudah habis juga..?” katak u pura-pura bodoh.
“Ndree, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Devita seperti memelas.
“Iyaa.., ada apa Dev..?” jawabku.
“Aku.., Aku.. pengen bercinta Ndree..?” pinta Devita.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.

“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku.

Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal.

Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku,

“Aku pengen bercinta sama Kamu, Ndree..! Puasin Aku Ndree..!” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah.

Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku.

Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan

“Aahh Ndree..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas.

Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat.

“Ndree.., buka dong bajunya..!” katanya manja.
“Bukain dong Dev.., ” kataku. Sambil menciumiku,

Devita si cewek nakal membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya,

“Akhh.., Dev.” Kemudian Devita mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.

Devita melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali.

Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot.

Devita sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. “Auwww.., sakit dong Dev..!” kataku sambil agak meringis. Devita seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya.

Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Rev, Aku mau keluar.. akhh..!” Devita cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Devita si cewek nakal. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Devita kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. “Puasin Aku Ndree..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang.

Aku lalu mendekatinya, tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya.

Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. “Okkhh..! andre sayang, terus Ndree..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu.

Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Devita mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.

Devita semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.

“Aakkhh.. Ndree.., ” Devita si cewek nakal menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah.

Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. “Ndree..! Masukin Ndree..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.

“Udah dong Ndree..! Cepet masukin..!” katanya manja.
“Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati.

Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri.

“Aaakkhh Ndree..!” desah Devita.

Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Devita. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

“Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Devita si cewek nakal sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Devita mengejang,

“Aaakkhh…!” Ternyata Devita sudah mencapai puncaknya duluan.
“Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Devita.
“Aku masih lama Dev.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku.

Kemudian kuangkat tubuh Devita ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Devita melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Devita.

“Aakkhh Dev.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji,

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Devita hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.

“Aahh Dev.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata.

“Aku juga Ndree..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Devita sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu.

Goyangan pantat Devita semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Devita si cewek nakal, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya,

“Aaakkhh…!” jerit Devita sambil menancapkan kukunya ke pundakku.

“Aakhh, Devita.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Devita. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.

“Kamu hebat sekali Ndree..!” puji Devita si cewek nakal.
“Kamu juga Dev..!” pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan.

Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Devita keburu datang. dan tak lama berselang aku pulang. 



ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia


ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Selasa, 10 April 2018

Segera Aku Atur Posisi 69 Untuk Menikmati Lendir Gairah Yang Udah Disediakan Dari Memeknya Sindi.

Segera Aku Atur Posisi 69 Untuk Menikmati Lendir Gairah Yang Udah Disediakan Dari Memeknya Sindi.

Segera Aku Atur Posisi 69 Untuk Menikmati Lendir Gairah Yang Udah Disediakan Dari Memeknya Sindi

Ini merupakan kejadian yang memalukan sekaligus menyenangkan tentang perselingkuhanku dengan adik iparku Sindi.

‘Halo’, kataku menyambut telepon. ‘Oh, kakak!!, Mbak Sari mana kak’, suara diseberang menyahut.
‘Sindi??, kapan balik ke Jakarta, mbakmu lagi piket, telepon aja ke HP-nya deh, sahutku sambil bertanya. ‘Gak usah deh kak, sampaiin aja kalo aku pertengahan juni mo balik, aku kangen banget deh’ jawabnya lagi.


‘Oke, deh ntar aku sampaikan, take care ya’ jawabku datar dan menutup telepon.

Kemudian ingatanku melayang beberapa tahun lalu, dimana saat itu dia banyak problem,.. cowok, drug, bahkan sempat pula berurusan dengan pihak berwajib karena tertangkap tangan atas kepemilikan Narkoba. Atas saranku Sindi, adik kandung Sari ke Jakarta dan sekarang telah bekerja di Singapura untuk memulai sesuatu yang baru.

Sindi 30 th, seperti juga saudaranya berwajah cantik, kulitnya bersih, mata lebar, hidung mancung, rambut berombak di ujung dengan postur tubuh proporsional. Karena obsesi untuk mandiri dan sifatnya yang keras kepala itulah dia terperosok dalam problem berkepanjangan.

Sindi sebelumnya tinggal di Surabaya, disana dia bekerja sebagai penyanyi. Dari pekerjaannya itulah (yang sebenernya tidak kami sukai) Sindi sempat ditahan polisi 1 malam karena narkoba, sebelum kami datang-dipanggil untuk memberi keterangan.

Sejak peristiwa ditahannya Sindi 3 tahun lalu, Sindi sering telepon aku dan bercerita tentang keadaannya, teman lelakinya dan biasanya cukup lama, minimal 30 menit. Sindi lebih dekat denganku dan sering ‘curhat’ daripada kakaknya. Dalam setiap pembicaraan, Sari selalu memberi tanda agar aku ‘merayu’ Sindi untuk pindah ke Jakarta dan mencari pekerjaan di sini.

Sari tau kedekatan kami itu, bahkan mendorong untuk dapat mengontrolnya melalui aku, karena sejak kecil Sindi memang susah nurut dan bandel. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai tanggung jawab seorang kakak terhadap adik, sebelum terjadi ‘sesuatu’ yang tidak semestinya kami lakukan.

Awal maret 2017, Sindi telepon memintaku untuk menjemputnya di stasiun Gambir, Sari sangat gembira dengan berita itu dan segera mempersiapkan kamar untuknya. 13 maret 2017 aku jemput Sindi sendiri, karena anak bungsuku sakit, dan kami duga demam berdarah. Sindi datang sendirian, padahal rencananya bersama Hendry ‘cowoknya’ yang keturunan.

‘Kok, sendirian kak??’ mana ponakan2ku, tanya Sindi saat aku sambut barang2 bawaannya.

‘Andi lagi sakit, kayanya demam berdarah deh, terpaksa diisolasi dari sodaranya’ jawabku ngeloyor menuju mobil. Sambil merokok dan berlari kecil Sindi mengikuti aku, ‘Kesian yah, aku kangen ama mereka’ katanya.

‘Kak, tau nggak knapa aku kesini?? tanyanya di mobil.

‘Yah, loe mau refreshing, loe udah sadar dan mau kerja yang sesuai ama ijazahmu, khan?’ jawabku sekenanya.

‘Yang lain donk’ komentarnya manja.

‘Apa yaa, paling putus atau mo lari dari cowokmu, hahahaha’ aku tertawa geli karena pinggangku digelitiknya.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

‘Sekarang bulan apa kak?’ ‘Maret’ jawabku sambil terus nyetir

‘Bulan maret ada apa ya??’ Sindi mengerling, tangannya meremas tanganku saat di persneling..

‘Sindi,.. Apaan sih’, kataku berusaha menepis tangannya yang kemudian bergerak mau gelitiki aku lagi. Tanganku ditangkapnya, digenggam kemudian dicium sambil bertanya manja

‘Kakak sayang Sindi nggak sih?’

‘Sindi.. aku kakakmu, aku sayang kamu seperti Sari menyayangimu’ kataku jengah dan menarik tangan .

‘Kak,.. aku sayang dan mengagumi Kak rizky, lebih dari itu.., aku sayang ama kakak, karena bisa ngertiin aku, pahami aku, bisa ngemanjain aku dan..tau nggak, aku bisa orgasme kalo lagi teleponan ama kakak’..katanya sambil meraih tanganku lagi.

‘Sindi.. aku gak mau ngerusak semuanya dengan perbuatan bodohmu’, jawabku marah namun sebenernya menahan gejolak. Sindi terdiam dan melepas tanganku. Itulah 30 menit pembicaraan kami di perjalanan menuju ke rumah.

Sampai di rumah Sari menyambutku dengan ciuman sambil bilang mo ke RS karna andi anak ke tiga ku panas udah lebih dari 2 hari. Aku segera ke kamar melihat keadaannya, sementara Sindi dan Sari menuju ke kamar di lantai 2 yang telah disiapkan.

‘Maa, cepetan yah’ aku beri isyarat agar Sari segera bersiap.

‘Sindi, mandi terus istirahat dulu yaa, ntar ngobrolnya deh’ kata Sari ama Sindi..OK boss sahut Sindi.
Singkatnya Andi harus segera dirawat di RS saat itu juga.

‘Andi maunya ditemenin ama mama aja yaa? pinta anakku lirih.. ‘Iya sayang, mama akan temenin anak tersayang mama deh’ Sari menghibur. ‘Janji ya maa..’

Setelah Andi tidur aku rundingan ama Sari, keputusannya adalah aku akan nungguin Andi malem dan langsung berangkat kerja dari RS.

‘Paa, sekarang jemput Sindi ya.. ajak dia kesini, sekalian bawain aku beberapa pakaian, aku pengen ngobrol disini’.

‘Oke sayang’, jawabku setelah merasa semua beres.

Sesampainya di rumah, aku siapkan beberapa pakaian yang pantas, termasuk pakaian dalemSari. Aku naik ke lantai 2 (kamar Sindi) mo ambil tas, kuketuk pintu dan memanggilnya.. Tapi gak ada sahutan, aku berasa gak enak dan telepon istriku

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

‘Kalo gak dikunci masuk aja deh paa, soalnya semua tas ada disana’ ‘Tungguin si Bengal itu bangun, biarin dulu dia istirahat ntar kalo bangunin sekitar jam 12-an.

Aku manusia biasa, seorang lelaki mana yang tidak tergoda dengan keadaan ini ; gadis cantik tertidur pulas, tanpa selimut. Sangat menggairahkan dengan rambut setengah basah tidur terlentang hanya dengan CD kecil terikat di pinggul dan sepasang bukit indah bebas tanpa penutup, ada kesempatan lagi. Aku terpaku untuk sesaat.. bathinku sedang berperang.. dan.. akhirnya aku menyerah.

Kuhampiri Sindi (yang sedang tertidur??), aku ambil selimut yang terjatuh di lantai dan menutupi tubuh indah itu, tapi Sindi sepertinya gak mau di selimuti. Gerakan tangannya menolak diselimuti. Aku kembali terdiam.., kuberanikan diri menyentuh tangannya,.. gemetar aku rasakan saat itu,..

Sindi masih terlelap bahkan mengeluarkan suara mendengkur. Nafsu sudah menguasai bathinku juga ragaku, penisku sangat2 tegang.. Sindi lebih cantik, lebih putih lebih tinggi dari Sari.. dengan jari tengahku, kutelusuri tangannya hingga ketiak..Sindi menggeliat dan menyamping seakan memberiku ruang untuk duduk di sebelahnya.

Benar-benar kesempatan telah berpihak padaku,.. kuulangi sentuhan jariku, aku belai rambutnya yang lembab dan berombak, aku cium keningnya, aku belai wajahnya sambil memanggilnya pelahan,.. “Sindi.., bangun sayang..mbakmu suruh kamu ke RS..”, (dengar atau gak aku gak peduli) kuulangi kata-kata itu sambil terus membelai.., Sindi malah melingkarkan tangannya kepinggangku.

Tanpa kusadari tanganku telah membelai kedua bukitnya, mempermainkan putingnya, sambil mengecup perlahan bibirnya. Sindi membuka matanya dan mendesah perlahan .. kakk, aku sayang kakak, aku ingin kakak sayang aku lebih dari seorang adik .. sebulan lebih aku meninggalkannya .. aku benci dia..

ternyata dia telah berkeluarga, dan sampai saat ini belum kutemukan figur yang aku cari, kak.. sayangi Sindi.. tangannya menuntun tanganku kedaerah yang paling intimnya yang telah lembab, ketika jariku sedikit menekannya.. Ditariknya tubuhku sehingga menindih tubuhnya..

Sepertinya Sindi in the mood. Dalam keadaan masih berpakaian, aku peluk Sindi dan menindihnya, kami bergerak seirama seakan sedang bersenggama.. Tiba-tiba telepon berteriak nyaring, seakan menyadarkan agar tidak berbuat lebih lanjut.

‘Pahh, udah bangun si Bengal tuh,.. Siram air aja kalo gak bisa, cepetan nih udah jam berapa sekarang? gerah nih, jangan lupa dasterku’.

OK, jawabku dengan nafas masih memburu menahan nafsu. Permainan kami terhenti dengan un happy ending..

14 maret, Di tempat kerja setelah mendapat ucapan selamat dan ciuman pipi dari rekan2 atas ulang tahunku, aku masih nggak abis pikir.. why it happen?? jahat amat aku,.. disaat usia bertambah tua, anak sedang sakit.. aku malah mengumbar nafsu.. IPARKU lagi.. Udahlah I wont do that again, biar Sindi yang nunggu Andi .. pikirku.

Jam 14.30 sepulang kerja, aku mampir ke Pizza Hut beliin makanan kesukaan Andi sebelum ke RS. Saat dikamar Sindi menyambutku dengan ciuman mesra di bibir.. met ulang tahun sayang.., Gila nih anak pikirku.. ‘Sari’, aku memanggil istriku..

Sari keluar kamar mandi, langsung memelukku, ‘Met ulang tahun pah.. hadiahnya ntar aja nunggu Andi sembuh, katanya main mata nakal. Sekitar jam 19.30 aku mo balik, pulang ganti baju. ‘Pah, ntar aja pulangnya, jam 21 an aja soalnya Andi gak mau kalo gak ditungguin mama, papa dirumah aja deh..’ biar mama yang tungguin Andi.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

‘Yah..gimana nih, ntar kamu ditemenin Sindi ya, papa mo pulang urusin si rio ama intan’. ‘Tadi Sindi bilang tadi mo ktemuan ama temennya, mungkin dia mo keluar malem ini, pulang bareng ama papah aja ya, ntar kasi kunci cadangan rumah di laci lemari ya’ jawab Sari.

Gawat..tapi ada rasa senang juga terbersit di pikiranku. Malaikat bathinku menyayangkan kenapa Sari begitu percaya pada hubungan kami, sedang syaitan di jiwa-ragaku bersorak kegirangan sampai penisku berkedut.

Singkatnya kami tinggalkan Sari yang menjaga Andi. di perjalanan Sindi bilang ingin memberiku sesuatu untuk melampiaskan apa yang terpendam di sanubarinya dan membohongi kakaknya sendiri. Seperti biasa Rio dan intan udah berada di kamarnya jam 21.

(Sari sangat disiplin dalam mendidik anak). Aku periksa tas mereka nge-cek PR. Setelah mencium pipi mereka, aku turun dan mandi, (Sindi udah ke kamarnya). Jam 23 after I call Sari 2 say good night, terdengar ketukan pintu, saat kubuka Sindi menerobos masuk dengan pakaian tidur cream.

‘Kak, .. Sindi mau tidur ama kakak, pengen dipelukin dan dimanjain..

Saat itu yang pertama bereaksi adalah si Ucok di dalam sarung dan berteriak mengacung.. MERDEKA.. Dapat dibayangkan 2 orang berlainan jenis dalam 1 kamar yang dingin.. Sindi memelukku.. aku balas memeluknya erat. Sangat lama kami berpelukan.. Dalam posisi berdiri, kami berpelukan seakan berdansa.. setelah puas, aku gendong Sindi ke pembaringan.., kurebahkan dia, kutanggalkan pakaian tidurnya, Sindi hanya menggunakan G string.,..

Sindi pasrah, menikmati, badannya yang polos.. Sindi memandangku saat aku buka sarung, satu2nya penutup bagian tubuhku.. Kurebahkan diriku disamping tubuhnya, aku cium dan rasakan tiap jengkal tubuhnya, bukitnya yang putih begitu indah mencuat, kontras dengan tanganku yang hitam.. Kak.. Aku sering mimpikan ini.. kak.. puaskan aku.., sayangi aku..

Kuremas bukit indahnya sambil menciumi putingnya,.. Sindi menggelinjang hebat.. tangannya meraih penisku.. Dikocoknya perlahan.., kumasukkan tanganku, ke dalam CD G string hitam Sindi, Sindi mengangkat pinggulnya membantuku melepas satu2nya penutup tubuhnya. Lembab dan basah vagina Sindi oleh lendir hasrat, kutekan ujung jariku sedikit masuk, otomatis pinggulnya mengangkat dan berusaha agar jariku masuk lebih dalam.. beberapa lama aktifitas itu aku lakukan. Sindi pengen hisap punya kakak.. pintanya.

Aku segera berdiri dengan penis masih teracung tegak, Sindi bangkit mengulumnya.. woww hisapannya ruarr biasa, penisku seakan berada dalam genjotan vaginanya.., segera aku atur posisi 69 untuk menikmati lendir gairah yang udah disediakan, setelah beberapa menit Sindi menggelinjang sambil berteriak, ‘kak.. Sindi pengen keluar, Kak .. genjotan-nya tambah liar. Kuhentikan jilatanku dan kuposisikan penisku penetrasi ke vaginanya yang benar-benar basah.

Clepp, mudah sekali penisku menerobos masuk, aku berusaha mempertahankan very slow..kurasakan benar dinding-dinding vagina Sindi, saat kutemukan g spotnya, (sedikit dibawah permukaan dalam di bawah clitnya) kuarahkan agar tetap menyentuh area itu..

Sindi benar2 tak dapat menguasai diri akibat genjotan yang kulakukan, dijepitnya pinggangku dengan kaki dan ditahannya pada posisi yang dikekehendaki.. Kakk.. kurasakan denyutan dahsyat otot vagina Sindi, sangat kencang, lebih kencang dari denyutan Sari.., God.. i’m cumming.. teriaknya.

Saat kedutannya mengendor, kupercepat gerakanku, aku ingin menuntaskan genjotan ini.. beberapa genjotan sampai terasa telah hamper sampai, aku tarik penisku dan tumpahkan semua di luar.. Sindi agak kecewa.. namun aku tak segila itu untuk mempunyai seorang anak lagi.

Begitulah pengalamanku dengan adik iparku, Setelah Andi pulang, aku selalu berusaha mencari kesempatan untuk bersenggama dengannya dan menikmati genjotan-nya, Sindi sempat tinggal selama 6 bulan sebelum ada panggilan kerja di Singapura.


 
 
ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

 
ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Senin, 02 April 2018

Tanpa Menunggu Waktu Lama Kucoba Membenamkan Batangku ke Liang Kemaluan Vionita.

Tanpa Menunggu Waktu Lama Kucoba Membenamkan Batangku ke Liang Kemaluan Vionita.

Ini terjadi di tahun 2016, ketika aku, dan Bagas, dan Very bekerja di sebuah perusahaan IT di bilangan Jakata Selatan. Perusahaan aku saat itu menyewa sebuah rumah yang dijadikan kantor. Selain itu perusahaan aku, rumah tersebut juga disewa oleh dua perusahaan lainnya yang bergerak di bidang jasa. Saat itu aku bekerja sebagai staf administrasi. Perusahaan aku terbilang kecil, hanya memiliki karyawan di bawah 10 orang saja.


Kehidupan seksual aku sebenarnya normal, aku telah berkeluarga dan memiliki anak berumur 1 tahun. Kebahagiaan kami berjalan seperti layaknya sebuah keluarga kecil yang bahagia, tanpa kekurangan satu hal pun. Hingga pada suatu saat, perusahaan yang bersebelahan dgn aku, sebut saja PT xxx, mempekerjakan seorang karyawati baru di bidang administrasi.

Namanya Vionita. Gadis ini berperawakan kecil mungil menarik, namun manis. Berkulit sawo matang dgn mata berbulu lentik. Rambutnya agak ikal. Vionita ini keturunan arab. Sering aku dengar bahwa pria keturunan Arab memiliki libido yang sangat tinggi. Untuk perempuannya, aku belum pernah mendengar selentingan mengenai perilaku seksnya.

Kehadirannya telah menyita perhatian semua karyawan yang bekerja di sana, tidak hanya karyawan tempat perusahaan Vionita berkerja, PT xxx, tapi semua perusahaan yang menyewa tempat tersebut. Hal ini sangat memungkinkan, karena memang perangai Vionita sangat ceria, agak centil, dan juga selalu berpakaian ketat mengundang birahi pria manapun yang melihatnya.

Seringkali Aku dan Vionita mencuri pandang, pandangannya mengisyaratkan sesuatu yang saat itu, aku sendiri belum bisa menangkap makna yang tersembunyi. Suatu ketika, kami bertemu di depan pintu masuk. Saat itu pintu masih dalam keadaan terkunci, sehingga kami terpaksa harus menunggu sampai teman kami yang membawa kunci datang. Dgn agak gugup, aku mencoba memberanikan diri menyapanya.

“Vionita ya.. Gimana.. Kerasan kerja di sini?” pertanyaan yang benar-benar retoris, hanya sebagai ice breaking. “Lumayan lah..” jawabnya sambil menyodorkan kue kecil,

“Mau Mas..?” Aku ambil biskuit pemberiannya dan mulailah pembicaraan mengalir lebih lancar. “Dari mana dapat info tentang lowongan pekerjaan di sini?” selidikku. “Saudara aku kenal dekat dgn pemiliki PT xxx, lagi pula aku masih dihitung sebagai magang kok. Jam kerjanya tidak terlalu memaksa, karena aku masih sambil kuliah,” jawabnya dgn manis.

Terlihat jelas lesung pipit di pipi sebelah kiri dan lentik bulu matanya. “Si Mas sombong ya.. Selama 3 bulan aku kerja di sini, belum pernah menegur aku, sedangkan yang lain sudah aku kenal. Setiap aku lihat Mas, pandangan Mas, dingin, seakan tidak menghargai keberadaan aku”

“Ah itu perasaan Vionita saja, aku tidak begitu kok, kalau tidak percaya tanya saja sama karyawan yang lain, Aku ini tipenya periang loh..” obral aku. “Tapi nggak apa-apa kok, justru dinginnya Mas memancing rasa penasaran aku..” timpalnya manja.

“Oh ya Mas, kalau ada waktu bisa nggak Mas membantu aku mengajarkan komputer Sabtu ini, aku ada tugas dari kantor, namun agak kesulitan menyelesaikannya, lagian si Mas kan libur hari Sabtu..?” undangnya penuh manja.

“Wah.. Belum tentu bisa..” timpal aku sok menjual mahal, “Nanti lah akan aku beritahu,” lalu kami pun saling bertukar nomor HP. “Mas.. Jadi nggak ngajarin aku, aku sudah di kantor nih..” tanyanya pada Sabtu itu. “Wah aku lupa..” pikirku, karena panik langsung saja aku jawab, “Iya aku dalam perjalanan kok ke sana..”. Setiba di kantor, Vionita telah berada di depan meja komputer.

Dengan celana jeans dan baju putih ketat, jenis pakaian kesukaannya, jelas mempertontonkan lekuk tubuh sintal dan buah dadanya yang ranum.

Sambil menelan ludah aku hampiri mejanya sambil memulai mengajarkan komputer. Dari samping tampak jelas dua tonjolan di balik baju ketatnya tersebut, terlebih baju tersebut agak terbuka di bagian atasnya. Langsung saja darah aku berdesir melihat pemandangan ini.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

“Wuih.. Beda banget sama yang dirumah..” pikirku. Cukup lama aku mengajarinya komputer hingga waktu makan siang tiba. Saat itu aku memberanikan diri menyapanya. “Kamu nggak lapar?” tanyaku sambil memegang perutnya, maklum sudah hampir dua jam aku menahan libido melihat pemandangan menggiurkan.

Tanpa dinyana ia menjawab sekenanya. “Lapar yang mana nih? Yang di perut atau di bawah perut?” “Wah berani juga nih anak. Ya dua-duanya dong, terserah kamu mana yang mau diatasi lebih dahulu, perut atau bawah perut?” kataku kini dgn mengelus pahanya. “Terserah Mas deh..” tangannya menggenggam tanganku dgn erat.

Tak berapa lama, matanya seakan mengajakku untuk pindah ruangan. Ruang atasannya, yang semula dikunci dibukanya sambil menggandeng tanganku. Aku yang di belakangnya manut saja, karena memang kami berdua sudah sangat on. Setiba di ruangan tersebut, langsung saja kulumat bibir tipisnya.. Wuih seperti di surga rasanya. Kecupanku dibalasnya mesra dan terasa sekali hangat bibirnya.

Lama bibir kami saling berpagutan. Tak kusangka, ternyata responnya luar biasa. Tanpa terasa tangan kami terus menjalar mencari arah genggaman yang seakan tidak pernah kami dapatkan. Aku sendiri tidak jauh dari menggenggam pantatnya yang sintal di balik jeansnya, sambil sesekali menggesekkan batangku ke arah vaginanya.

Sambil mendesah Vionita terus membalas ciumanku seakan tidak ingin melepaskan. Sementara aku mulai mencoba menelanjanginya. Tangan kananku kucoba untuk melepaskan zipper celana jeans Vionita dan juga celanaku.

Kudengar semakin keras desahannya ketika alat kelamin kami saling bertemu, meskipun masih terhalang oleh CD masing-masing. Tak lama aku lepaskan pengikat celana kami masing-masing dan dgn cepat Vionita menurunkan celana jeansnya, demikian juga aku. Kulucuti celanaku dan juga T-Shirt yang menutupi badanku.

Masih mengenakan CD dan baju ketatnya, Vionita langsung kembali melumat bibirku, sementara tangan kananku mulai aktif mencoba menyusup ke dalam CDnya. Dgn cepat Vionita memegang tangan kananku tersebut sambil menggelengkan kepalanya. Dgn kecewa kutarik tanganku dari balik CDnya, meskipun sempat terasa bulu-bulu halus yang telah membasah karena rangsangan yang ada.

Setelah gagal menembus CD, aku mencoba memasukkan tanganku ke dalam BHnya, kali ini Vionita tidak menolaknya, malah melenguh laksana sapi saja. Tanpa terasa ternyata, tangan kanan Vionita telah meremas penisku sementara tangan kirinya melingkar di leherku.

Tampak sekali betapa Vionita merasakan setiap remasanku dan remasannya di penisku. Setiap kudenyutkan penisku, setiap kali pula Vionita melenguh, ditambah lagi ketika kuremas buah dadanya dan kupelintir putingnya. Tak tahan dgn permainan tanganku itu, tiba-tiba Vionita melenguh dgn agak ditahan.

“Wah.. Cepat juga ‘dapat’nya nih anak..” pikirku, sambil terus kuremas dan kuhisap puting dan buah dadanya.

Setelah merasakan orgasme pertamanya, Vionita kemudian membungkuk menghadapku sambil melepaskan atasannya. Praktis kini dia hanya memakai CD saja. Sambil membungkuk langsung saja dia menurunkan CD Crocodile ku.

Dgn mantap dijilatnya kepala penisku sambil meremas batang dan sesekali mengelus buah pelirku. Slowly but sure Vionita memainkan penisku dgn tiga unsur; tangan, mulut dan lidah. Kombinasi gerakan, kocokan dan kulumannya sungguh luar biasa. Kembali kurasakan perbedaan ketika aku menjamah istriku yang selalu ingin konvensional saja.

Tak kuasa aku menahan gempurannya, kuangkat kepalanya dan kini ia kembali sejajar dgnku. Kulumat mesra kembali bibirnya sambil berbisik. “Boleh ya..?” tanyaku dan tanganku mencoba masuk ke dalam CDnya untuk kedua kalinya.

Kali ini ia tidak menjawab dan hanya mengangguk. Dgn senang kutelusuri bagian sensitif di bawah perut tersebut. Terasa bulu-bulu halusnya yang telah basah sejak permainan tangan kami pertama. Ketika tangan kananku mencobanya masuk, tangan kiriku dgn perlahan menurunkan CDnya. Kini kami telah berhadapan naked.

Mulai kugesek-gesekkan penisku di depan vaginanya. Desahan kudengar kembali dari bibirnya, kali ini sambil kulirik ke sekitar ruangan untuk dapat bersandar, sampai akhirnya kutemukan meja agak besar dan sambil kudorong badannya ke arah meja tersebut.

ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

Setelah bersandar, Vionita langsung merebahkan tubuhnya di meja tersebut dan langsung tampak jelas kulit mulusnya dgn dua gundukan di atas serta barisan ‘semut hitam’ di bagian bawah. Tahi lalat di samping kiri perutnya menambah sensasi rangsangan yang ada.

“Ayo cepat Mas..” ajaknya mengaburkan lamunanku sambil mencoba meraih penisku untuk diarahkan ke liang vaginanya.

Tanpa menunggu waktu lama, langsung saja kucoba membenamkan penisku ke liang vaginanya. Wuih, susah dan sempit sekali. “Pelan-pelan Mas..” ucapnya lirih.

Tak kusangka tingkah lakunya yang agak centil selama ini ternyata tidak serta merta membuatnya menjadi cewek gampangan. Terbukti, dia masih perawan ketika aku menyetubuhinya saat itu.

Dgn perlahan, kucoba membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Masuk, kemudian keluar dan kembali masuk, demikian beberapa kali, untuk memberikan space yang cukup agar penisku bisa leluasa di dalam lubang surgawi tersebut. Sampai akhirnya, berhasil juga kubenamkan penisku itu.

“Bless..” “Ach.. Ehm..” Seperti bersahutan bunyi penetrasi penisku dgn desahannya.

Semakin lama kupacu penetrasiku di dalam vaginanya, sementara kedua tanganku meremas payudaranya dan sesekali kuarahkan untuk memegang pantatnya yang seksi. Sepuluh menit kemudian, kembali Vionita melenguh ketika mendapatkan orgasmenya yang kedua siang itu. Selang beberapa lama, Vionita bergerak, berbalik membelakangiku.

Kutahu maksudnya, sambil dituntunnya, penisku kumasukkan ke dalam vaginanya dan kamipun memulai ‘aksi’ doggy style. Sungguh besar juga libido Vionita yang keturunan Arab ini, terbukti gerakannya seperti membabi buta ketika dia membelakangiku. Sampai sakit rasanya mengikuti gerakan cepat dan rotasi yang dilakukannya. Benar-benar pengalaman seks yang luar biasa.

Sambil menggoyang-goyangkan pantatnya, sesekali dicobanya untuk meraih zakarku dari arah bawah, kadang tanpa disadarinya, dipencetnya zakarku, sampai aku menjerit kesakitan. Sementara aku, tetap memacunya dari belakang dan kedua tanganku menggenggam buah dadanya yang ranum tersebut. Cukup lama kami dalam posisi tersebut, sampai akhirnya terasa penisku agak berkejut ingin memuntahkan lahar sperma hangatnya.

Sambil terbata-bata kutanya dia, mau dikeluarkan di mana? Dgn cepat dia cabut penetrasi doggy style dan langsung menghadapku. Diraihnya penisku dan digenggamnya dgn penuh nafsu. Sambil menjilati kepala penisku.

Kemudian langsung dikocok-kocoknya penisku dan dikulumnya ketika dirasakannya penisku mulai berdenyut. Dan.. Tumpahlah semua lahar sperma yang ada dalam penisku. Dgn seksama, ditelannya limpahan spermaku, meskipun masih ada juga bagian yang tercecer di bibirnya yang tipis.

Ceceran di bibirnya dijilatinya dgn lidahnya sekan tidak rela membuang percuma lelehan sperma dari penisku. Aksinya ditutup dgn pembersihan sisa-sisa sperma di kepala penisku. Sambil tersenyum, kami berdua menuntaskan birahi kami dgn sebuah kecupan mesra yang panjang. Kami tahu, bahwa ini bukanlah yang terakhir yang kami lakukan. Sambil terengah-engah Vionita berucap mesra.

“Makasih ya Mas.. Next time bisa lagi kan?” Dgn tersenyum penuh arti, tentu saja sebagai lelaki normal, aku anggukkan kepalaku mengiyakan.. Setelah kejadian itu, kami sering melakukannya, malah kami sering nekat melakukannya sepulang kerja di ruanganku, di ruang tamu bahkan di WC. Namun kini, hampir setahun kami tidak berhubungan lagi..

Aku kehilangan kontak dgnnya. Terakhir yang aku tahu, dia akan menikah dan tinggal di daerah Tangerang.


 
 
ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia

 
ITUCAPSA Bandar Judi Kartu Poker Domino QQ / Kiu Kiu Capsa Susun Ceme Terbaik Indonesia