This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 24 September 2017

Sex Party Sama Tante Tante Horny Hingga Klimaks

Sex Party Sama Tante Tante Horny Hingga Klimaks

Sex Party Sama Tante Tante Horny Hingga Klimaks

Kejadian ini berlangsung ketika saya berumur 22 th. Saat itu saya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Saya berkenalan via internet dengan seorang janda berumur 40th bernama bernama Jeany, dia mempunyai 2 orang anak berumur 5 dan 9 th.


Mulanya saya hanya tertarik karena orangnya ramah dan asyik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan ‘gaul’ lah. Hampir setiap malam dia telepon ke rumah saya. Sampai kadang anak-anaknya ikutan bercanda lewat telepon.

Suatu saat Jeany akan ada tugas dari kantornya ke Surabaya dia menelepon minta dijemput di Airport katanya, wah asyik nih aku bisa ketemu sekalian bisa ngobrol dan bercanda. Pada saat hari H dia telpon saya lagi dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam.

Hmm sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih sekitar umur 30 th menurutku. Aku beranikan diri untuk menyapa,

“Hmm selamat siang bu, ma’af ibu yang bernama Jeany?” dengan senyum yang manis dia langsung merespons, “Apakabar Iwan”.

Saya langsung bengong karena melihat tampangnya yang masih cantik dengan badan langsing tapi gemuk pada bagian yang penting tentunya. Tiba-tiba jeany langsung mencium pipiku..

“Mmmuuaachh jangan pake ibu segala ya.. Panggil Jeany aja!”.

Wah-wah saya langsung rada horny.. He.. he..he..

Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, setelah jam kerja usai, kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport. Di perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan. Saya tanya,

“Kenapa kok berhenti?” tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibir saya dan membuka retsleting celana saya, penis saya langsung menegang tanpa basa-basi. Sambil mengelus-elus batangku dia bergumam,

“Hmm mantap juga batang kamu ini”

Ukuran penisku tidak terlalu besar sih sekitar 18 cm panjangnya, tapi menurut Jeany,

“helm proyek”-nya ini bisa bikin nyesek.. He.. he.. he.. he..

Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot batang kemaluanku yang dari tadi sudah menunggu hisapan mulut sexinya, tak ketinggalan lidahnya menjilat-jilat batang penisku, aku tak mau tinggal diam tanganku berusaha meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepis, “Sudah deh kali ini biar Jeany yang kerja,” ya.. aku pasrah saja sambil menikmati sedotan bibirnya, tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala penisku serasa makin besar akhirnya

“Oughh.. ahh..” Crott!! Spermaku keluar di mulut Jeany, Dia makin gila menyedot semua batangku masuk ke mulutnya seakan nggak mau ada spermaku yang lolos dari mulutnya. Kepala penisku masih berdenyut saat jeany menyedotnya.

“Ahhmm enak banget batang kamu, thank’s ya,” kata Jeany, sambil tersenyum dan menciumku, dia sangat suka dengan penisku, sementara aku hanya bisa diam dan masih terheran-heran melihat kebinalannya,” Ayo jalan, ntar ketinggalan pesawat nih.”

Tiba-tiba Jeany protes melihat aku hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran airport Jeany berkata,” Kamu masih utang lho sama aku” hmm aku hanya bisa senyum sambil kali in aku yang mencium bibir sexy-nya. Jeany memelukku erat, kami seperti pasangan kekasih aja.

Sebulan telah berlalu, kami tetap berhubungan via telepon, hubngan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu Jeany. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, sekalian saya bertugas mengajak anaknya jalan-jalan. Saat tiba di Jakarta saya menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan.

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

Lalu kami bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya, “Hmm sudah seperti keluarga aja nih” pikirku dan Jeany terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya. Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak Jeany yang berumur 7th meminta saya untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main playstation berdua. Asyik juga nih pikirku, karena memang aku juga keranjingan main game.

Saya dan Dodi (anak sulung Jeany) sudah 2 jam main playstation. Saat itu sudah jam 23.00, Dodi sudah mau tidur sementara Jeany masih sibuk membereskan kamar yang akan saya tempati. Kelar main PS dengan Dodi, saya langsung mandi karena sejak tadi saya belum mandi.

Selesai mandi saya lihat Jeany sudah selesai beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton TV. Cantik sekali Jeany saat itu, dengen baju tidur warna ungu, wah.. yang bikin saya deg-degan dadanya yang berukuran 34b menyembul dibalik gaunnya, dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai bra.

“Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, jeany berkata begitu dengen senyum manisnya.

Ya aku langsung jawab aja, “Iya deh pasti aku lunasin kok” wah kebeneran nih ngerasain vagina janda.. Hehehehe biarpun sudah umur 40-an tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang. “Kita sambil nonton bokep yuk Wan,” kata Jeany.

Sewaktu Jeany memasang vCD rada sedikit nungging, Hmm.. pahanya terlihat mulus den belahan pantatnya terlihat sangat bersih, aku tak tahan langsung aja aku samperin dan menjilat belahan pantatnya dari belakang sampai turun ke selangkangan.

“Ahh sayangg.. Sabar donk.. Aku sudah lama nggak diginiin” Jeany mendesah sambil kakinya gemetaran.

Aku gendong saja ke sofa terus aku ciumin bibrnya, Jeany merespons ciumanku dengan ganasnya, “Jago juga nih ciumannya”, pikirku. Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke dadanya yang sejak tadi membusung karena menahan nafas,

“Oughh ahh.. Terusin sayang,” desahnya.

Tangan jeany mulai berusaha meraih batang penisku yang sudah menegang dengan helm yang memerah, “Eitt ini giliranku bayar hutang,” tanganku menepis tangan jeany dengan lembut, dia hanya tersenyum. Sementara mulutku mulai menjilat-jilat puting jeany yang berwarna pink. Jemarinya mendekap erat kepalaku, sambil mendesah dan kakinya memeluk erat pinggulku,

“Suck my pussy baby”

Jeany si perempuan liar mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang dari tadi cairannya membasahi dadaku. Hmm asyik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas vaginanya aku merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Jeany. Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya sperti menghisap bibirku.

“Ciuman ama bibir atau vagina sama enaknya nih,” pikirku. “Oughh sayangghh enak,” gumamnya.
Lidahku mulai bergerak konstan di clitorisnya semakin cepat, pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba dia berteriak histeris.

“Fuck.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Iwann eghh.,” badan Jeany mengejang, tangannya menekan kepalaku ke vaginanya hingga hidung dan hampir semua wajahku basah karena cairan vaginanya.

Nafasnya tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman pertamaku menjilat vagina, sekarang aku suka sekali menjilat vagina sampai lawan sex-ku mencapai klimaks karena jilatanku). Aku jilati terus dan aku telan semua cairan vaginanya, rasanya enak banget!!

Sementara nafas Jeany masih tersengal-sengal aku angkat kedua pahanya sehingga lobang pantatnya pas berada di bibirku. Aku jilati lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pantat jeany sambil aku teruskan jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Tangan Jeany makin menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala jeany menegadah pertanda dia sangat menikmati jilatanku, sampai akhirnya aku berbalik lagi menjilat bagian lobang vaginanya yang masih berdenyut.

“Sayangghh terusinn aku hampir sampai lagi nihh,”gumamnya sambil menggerak-gerakan pantatnya. Aku makin enjoy dengan rasa vaginanya yang seperti sayur lodeh.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang..

“Oughh enakk sayangku..”

Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku. Jeany mencapai klimaks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja batang penisku yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang, Ternyata tak semudah itu, lobang vaginanya memang cukup sempit pertama kali hanya kepala penisku aja yang bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya.

BLESS..

“Eghh.. Enak banget Wan,” gumamnya Jeany langsung menciumi bibirku dengan penuh nafsu.
Aku mulai memompa vaginanya secara beraturan sambil menjilati puting susunya yang merah dan menegang, enak benar vagina Jeany, pikirku. Selama 15 menit aku memompa, perlahan tapi pasti vagina Jeany makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.

“Ahh.. Ahh oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa. Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Jeany mencapai klimaks yang ketiga kalinya,

“Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU FUCK ME!!”

Aku makin mempercepat gerakanku.. Jeany makin menggila.

“FUCK.. FUCK.. FUCK ME.. Oughh ahh ahh,” Jeany benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur kedua anaknya.

Setalah Jeany menikmati sisa-sisa klimaksnya aku ciumin bibrnyai dia dan dia tersenyum, “Thank’s ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku,” dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa.

“Fuck me from behind,” dia mengarahkan penisku yang masih menegang ke arah lobang vaginanya yang sudah basah kuyup.

Langsung aja aku pompa vaginanya karena aku sudah tak tahan ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, Jeany mendesah berat dan vaginanya berdenyut pertanda dia mencapai klimaksanya, badannya seperti kehilangan tenaga, aku tahan pantatnya sambil terus aku pompa vaginanya. Denyutan vaginanya membuat aku merasa makin nikmat.

Dengan mata sayu Jeany berkata, “Keluarin di mulutku sayangku, aku haus spermamu”.

Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku cabut penisku, dengan sigapnya jeany meraih batang penisku dan mengocok-ngocok di dalam mulutnya.

“Oughh.. Isepin penisku sayanghh ahh..”

Crott!! Crott.. Crott..

Cairan spermaku meleleh di dalam mulutnya sampai keluar dari tepi bibir Jeany.

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku”ahh ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat pembantu Jeany yang bernama Dini sudah telentang sambil mengejang di lantai, jemarinya terlihat berada di dalam vaginanya, sementara bajunya sudah tidak karuan. Aku baru sadar jika permainan kami diperhatikan oleh pembantu montok.

Namun badannya lumayan bongsor dan mulus, buah dadanya terlihat membusung indah sekali. 

Namanya Dini. Ternyata Dini sudah memperhatikan permainan kita sejak tadi. Tanpa malu-malu lagi Jeany memanggilnya,

“Sini kamu!” sambil mukanya memerah Dini berjalan mendekat. “Kamu ngapain?” tanya Jeany. “Ya lihat Ibu sama Mas Iwan begituan,” jawabnya dengan lugu sambil melirik ke arah penisku yang masih tegak.

Jeany berbisik, “Aku sudah cape nih, aku rela kok kamu main sama Dini, tuh penis kamu masih tegak,” sambil menciumku Jeany membisikkan hal yang benar-benar aku inginkan dan cukup mengejutkan bagiku. Sambil menunjuk ke arah vCD bokep yang sedang beradegan anal, Jeany berkata kepada Dini,

“Kamu mau ngentot seperti di TV itu ya Dini”

Dengan muka makin memerah Dini menjawab dengan perlahan dan gemetaran,

“Eng.. Engga bu, ma’afkan Dini”.

Dengan nada sedikit membentak Jeany memerintah, “Pokoknya kamu harus layani Mas Iwan sampai dia puas!! Siapa suruh ngelihat kita ngentot sambil mainan vagina pula, isepin tuh penis Mas Iwan!”.
Sambil perlahan-lahan mendekat, tangan Dini yang masih terlihat basah karena cairan vaginanya, meraih batang penisku, perlahan Dini mulai mengocok-ngocok sambil mengulum penisku.. Hmm enak sekali bibr mungil Dini. Aku elus pipinya dia memandang ke arahku, aku tanya si Dini,

“Kamu sudah pernah ngentot ya?”

Dengan senyum malu-malu Dini menjawab,

“Sudah Mas, dulu waktu Dini masih di kampung sama teman-teman” “Hahh ama teman-teman?, rame-rame Donk?” aku bertanya kembali.

Dini si perempuan liar hanya mengangguk lalu melanjutkan kulumannya. Aku lihat Jeany sudah terlelap kecapean. Tanpa sadar aku meremas-remas payudara Dini sambil memelintir putingnya. Dini mendesah menikmati sambil terus berusaha mengulum penisku. Dengan lugu Dini berkata,

“Mass ahh tolong donk dimulai, masukin Mass”.

Aku langsung mengangangkan kedua paha Dini dan Bless ternyata memang benar dia sudah tidak perawan lagi. Dini mendesah perlahan..

“Ouhh penis Mas besar sekali, baru kali ini saya ngentot sama orang dewasa.’

Dini terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil meremas payudaranya sendiri. Wah.. cukup pengalaman juga nih anak pikirku. Matanya terpejam sambil bibirnya mendesis seperti orang kebanyakan cabe..

“Ssshh ahh enakk Mass eghh.”

Tiba-tiba dia berusaha berdiri sambil mendorong badanku,

“Aku mau diatas mass ahh aku mau keluar”

Aku oke-in aja deh aku telentang, Dini si perempuan liar berjongkok sambil menggoyangkan pantatnya, dia menciumi leherku aku remas remas kedua payudaranya yang ranum denga puting kecoklatan. Genjotannya semakin keras aku mengimbangi goyangan pantatnya, aku naik turunkan pinggulku juga. Dini mendesah tak karuan sambil rebah di dadaku.

“Ahh mass ahh ahh oughh aku keluar Mass ahh aku mau lagi Mass.. Ahh..,” bibirnya melumat bibirku penuh nafsu, dia berdiri dan menghadap tembok. “Ayo Mass, kita main lagi, aku ingin dientot sambil berdiri,” dengan sedikit mengangkat pantatnya aku lesakkan batang penisku ke dalam vaginanya.

Dini menoleh ke arahku dan dia cuman tersenyum sambil berkata,

“Boleh nggak yang seperti di TV Mas?”

Wah.. binal juga nih anak pikirku, dalam hati aku juga ingin ngentot pantat nih, kebetulan. Pantat Dini memang bagus banget kenyal dan bulat, aku makin nafsu melihatnya. Dini membimbing penisku masik ke lobang anusnya, oughh sempit banget rasanya tapi enak. Langsung aja aku dorong penisku keras keras,

“Arrghh oughh Mass enakk teruss mass”

Dini si perempuan liar benar-benar sexy, bau badannya yang wangi rada asem dikit membuatku semakin terangsang, aku jilatin punggung dan leher bagian belakangnya sambil meremas payudaranya dari belakang. Gerakan bokongnya benar-benar mirip Inul penyanyi dangdut.. Hehehe. Sambil terus mendesah, Dini meraih tanganku dan dibimbingnye masuk ke lubang vaginanya yang banjir sejak tadi.

“Kocokin jarimu Mass di dalam vaginaku.. Ahh ahh oughh enakk!!”

Tiba-tiba pantatnya mengejang dan berdenyut (baru kali ini aku tahu kalau pantat dientot juga bisa klimaks)

“Ahh Mass keluarin di pantatku, Mass aoughh aku keluar Mass.. Oughh ahh ahh”

Dini si perempuan liar meremas-remas payudaranya sendiri. Aku pompa pantatnya kencang-kencang karena denyutan anusnya aku nggak tahan sementara tanganku terus bergerak keluar masuk vaginanya. Dini menengadah ke atas sambil terus meremas-remas payudaranya dan..

“Ahh mass aku keluar lagi.. Ahh ahh..”

Mendengar desahannya aku makin bernafsu dan kepala penisku semakin membesar mau bongkar muatan,

“Oughh Dini pantatmu enakk banget.. Ahh”

Semprotan spermaku membasahi bagian dalam anus Dini yang masih berdenyut. Lutut Dini bergetar dan dia terkulai lemas di lantai, penisku juga mulai melemas, kami berpelukan kecapean. Benar-benar malam yang liar malam ini, waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi.. Wah tidak terasa sudah hampir 5 jam aku bermain sex dengan dua perempuan liar ini.

Selama aku tinggal di rumah Jeany, tiap malam aku ngentot dengannya dan paginya Dini selalu menyediakanku sarapan pagi dan dia tidak pernah memakai celana dalam, aku sarapan sambil ngentot sama Dini. Hehehehe. Enakk tenan bisa ngentot dengan dua perempuan liar.

 
 
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia
 
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Minggu, 17 September 2017

Sobeknya Selaput Darah Pacar Ku

Sobeknya Selaput Darah Pacar Ku

Sobeknya Selaput Darah Pacar Ku
Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Akupun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku nggak bisa konsentrasi sedikitpun, yang aku pikirkan cuma Rani.


Aku pulang kerumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

“Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”
“Eh.. apa? Iya, iya aku nggak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, akupun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kami pergi dengan mobilnya.

Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia memakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku nggak bisa lepas melirik kepahanya.

Sesampainya dibioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket aku peluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang nonton nggak begitu banyak, dan disekeliling kita tidak ditempati.

Kita segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian aku dekatkan ke mukanya, dan kita segera berciuman dengan gemasnya.

Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja aku selinapkan ke balik BH-nya, dan payudaranya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas.

Mulutku langsung diisap dengan kuat oleh Rani. Tangankupun semakin gemas meremas payudaranyanya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya aku singkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya.

Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi telingaku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya.

Aku elus-elus, pelan-pelan, aku usap dengan penuh perasaan, kemudian aku putar-putar, makin lama makin cepat, dan makin lama makin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkeram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badanya tersentak-sentak beberapa saat.

“Dodi.. aduuhh.., aku nggak tahan sekali.., berhenti dulu yaahh.., nanti dirumah ajaa..”, rintihnya. Akupun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.
SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia
“Dodi.., sekarang aku mainin punya kamu yaahh..”, katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol. Aku bantu dia dengan aku buka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.

“Dodi.., ini sudah basah.., cairannya licin..”, rintihnya dikupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.

“Rani.., teruskan sayang..”, kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

“Rani.., aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..”, kataku dengan suara yang nggak yakin, karena masih keenakan. “Waahh.., Rani belum mau berhenti.., punya kamu ini bikin aku gemes..”, rengeknya

“Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..?!” ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai. Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku.

Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh nyium itunya yah..”. Aku pengin segera sampai ke rumah.

Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan aku ciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani aku bimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri aku ciumi bibirnya, aku lumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.

Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi payudaranya yang masih dibalut BH. Dengan tak sabar BH-nya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga aku turunkan dan semuanya teronggok di karpet.

Badannya yang telanjang aku peluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku.

Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya. uuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kami yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kami saling melumat dengan nafas yang semakin memburu.

Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi payudaranya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelus penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat didepan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan kekepala penisku.

Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku.

Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku. Aku semakin mengerang, dan karena nggak tahan, aku dorong penisku sampai terbenam ke mulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ke tenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju-mundurkan di dalam mulutnya.

Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin terasa nikmat. Isapan mulut dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuatku merasa sudah nggak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap mengisap penisku. Maka akupun nggak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa. Spermaku langsung ditelannya dan dia terus mengisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali.

Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya nggak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

“Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik “Ah.., aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu..”.

Kemudian ujung hidungnya aku kecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan aku ciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kita mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi payudaranya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri. Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya.

Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian kebawah lagi sampai merasakan bulu jembutnya, aku elus dan aku garuk sampai mulutnya menciumi telingaku. Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi payudaranya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga.

Cairan kenikmatannya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris serta liang kewanitaannya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya aku putar-putar terus, juga mulut kemaluannya bergantian.

“Ahh.., Dodii.., aahh.., teruss…, aahh.., sayaangg..”, mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Akupun segera menurunkan kepalaku kearah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya.

Kedua kakinya aku lipat ke atas, aku pegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga liang kewanitaan dan clitorisnya terbuka di depan mukaku. Aku tidak tahan memandangi keindahan liang kewanitaannya yang saat itu selaput dara nya masih rapat. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan liang kewanitaannya.

Cairan surganya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi bibir kemaluannya dengan ganas, dan lidahku aku selip-selipkan ke lubangnya, aku kait-kaitkan, aku gelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya aku putar dengan lidah, aku isap, aku sedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

“Dodii.., aku nggak tahan.., aduuhh.., aahh.., enaakk sekalii..”, rintihnya berulang-ulang. Mulutku sudah berlumuran cairan kewanitaannya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian aku lepaskan mulutku dari liang kewanitaannya.
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia
Sekarang giliran penisku aku usap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan diliang senggamanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut ngebantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.

“Ranii.., aahh.., enakk.., aahh..” “aahh.., iya.., eennaakk sekalii..”.

Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke bibir kemaluannya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke liang senggamanya.

“Aduuhh.. Dodii.., saakiitt.., aadduuhh.., jaangaann..”,rintihnya “Tahan dulu sebentar…, Nanti juga ilang sakitnya..”, kataku membujuk

Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian aku tekan lagi, aku keluarkan lagi, aku tekan lagi, kemudian akhirnya aku tekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah nggak bisa bersuara.

Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan aku keluarkan lagi, aku dorong lagi, aku keluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini aku dorong sampai amblas semuanya ke dalam.

Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka aku ciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding kemaluannya. Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya.

Mulut kita saling mengisap dengan kuat. Kami sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka akupun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, makin cepat, makin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.

“Dodii.., aduuhh.., aahh.., teruskan sayang.., aku hampir niihh..”, rintihnya.

“Iya.., nihh.., tahan dulu.., aku juga hampir.., kita bareng ajaa..”, kataku sambil terus menggerakkan penis makin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya. Penisku makin keras kuhujam-hujamkan ke dalam liang surganya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa liang senggamanya juga menguruti penisku di dalam. penis kutarik dan tekan semakin cepat, semakin cepat.., dan semakin cepat..”.

“Raanii.., aku mau keluar niihh..”. “Iyaa.., keluarin saja.., Rani juga keluar sekarang niihh”.

Akupun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding kemaluannya dengan keras. Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami liang senggamanya.

“aahh…, aahh.., aahh..”, kita sama-sama mengerang, dan liang kewanitaannya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya nggak akan berakhir.

Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan liang senggamanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa bersisa sedikitpun.

“aahh.., aahh.., aduuhh…”, kita sudah nggak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

Ketika sudah mulai kendur, aku ciumi Rani dengan penis masih di dalam liang senggamanya yang selaput dara nya telah robek. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Aku ciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis karena selaput dara nya telah robek.

Tanpa berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput dara nya telah robek oleh penisku. Dan ketika penisku aku cabut dari sela-sela liang kewanitaannya yang selaput dara nya telah robek memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku.

Kami terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku karena selaput dara-nya telah sobek, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.
 
 
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia
 
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia